Sabtu, 10 November 2018

Manajemen Krisis Otak


Nowadays a myriad of computer viruses lurking in cyberspace, waiting for an opportunity to destroy your hand drive and the information you stored in your computer. Such viruses can get into a perfectly computer and contaminate the software.  Before long the computer will develop a sluggishness; it will malfunction. You may not be able to get to the programs you need or retrieve important documents. All too often, you unwittingly pass along the virus to a friend, family member, or business associate, exacerbating the problem by contaminating their systems with the same virus that infected yours. Usually these problems occur not because the computer is defective, but because somebody has reprogrammed the software or contaminated good, valuable programs or information within.
Similarly we allow negative thoughts, words, and other devious viruses to access our minds, subtly changing our software, or corrupting our information and values. We were created in the image of God. Before we were ever formed, He programmed us to live abundant lives, to be happy, healthy, and whole. But when our thinking becomes contaminated, it is no longer in line with God’s Word. We make serious mistakes and wrong choices. We go through life with low self-esteem, worries, fears, feelings of inadequacy and insecurity. Making matters worse, we pass on our negative attitudes to others. (Joel Osteen: Your Best Life Now)


Otak dan pribadi kita sesungguhya mirip dengan komputer; tentu saja jauh lebih handal karena kita ciptaan Allah yang jauh lebih sempurna. Allah senantiasa berkehandak Baik; agar kita bahagia, sehat walafiat. Namun serupa keadaan komputer dan alat komunikasi canggih lainnya, dikelilingi “virus-virus jahat” yang masuk dalam otak dan hati kita. Yang lebih tidak baik bila kita ikut menularkan virus jelek kedalam hati dan pikiran kerabat dan sanak keluarga kita. Makna perumpamaan dan pesan diatas membuat kita harus waspada agar tidak “kemasukkan virus jahat” juga agar tidak menularkan virus. Bila kita masih muda banyak kegiatan berguna baik jasmani maupun rohani yang masih kita inginkan dan berusaha untuk mencapainya. Kegiatan sehari-hari kita meningkatkan nilai hidup kita sendiri, juga menularkannya bagi kesejahteraan orang banyak. Jika kita kemudian hari “dipensiun”, dianggap sudah “sepuh”; bukanlah berarti kita harus “menganggur” atau lebih banyak mau menikmati hari tua. Nothing wrong with it.  Itu hak seseorang karena sewaktu muda bekerja “keras” dan memiliki segala yang mendukungnya untuk menikmati hari tua-nya. Nah, ini malah kesempatan bagi orang-orang “beruntung” (sesungguhnya tidak ada orang yang “beruntung” apalagi orang yang “tidak berutung” -  semua ciptaanNya diberi barokah, hati dan otak yang sempurna).

Mereka yang dapat menikmati hidup dimasa tua, mendapat kesempatan pertama untuk membaktikan diri untuk mereka yang masih muda ataupun membantu dan memberi jalan bagi yang ”kurang mampu”. Bagi mereka yang “sepuh” namun tidak merasakan berkah Allah, tidak ada gunanya berkeluh kesah. Mereka tetap dapat berusaha menggunakan ”komputer otak dan hati” mereka demi kemajuan anak muda lainnya dan masyarakat banyak. Bila saudara membaca ini, saudara diberkatiNya karena harapan tulisan singkat ini saudara haruslah bertindak sebagai “komputer” yang bermanfaat, berdaya guna - tidak hanya dalam menjalankan bisnis namun bersyukur dapat membaktikan diri, tidak mau dimasuki ”virus” dan lebih penting lagi agar tidak mau menularkan virus. Semoga!
(Ludwig Suparmo – Communication Crisis & Issue Management Strategist, November, 2018)

Selasa, 16 Oktober 2018

Kebohongan – Emosi – Stres


Malam tadi seorang ahli deteksi kebohongan dihadirkan dalam suatu talk-show TV untuk menganalisa penyampaian press-conference suatu pernyataan permintaan maaf. Orang Indonnesia yang ahli ini telah lama mendalami ilmu Lie Detection. “Looking at the facial expressions of a person to determine whether or not he or she is lying might just save you from being a victim of fraud.”

University menyatakan bahwa ekspresi muka dapat mengelabui perasaan emosi sesungguhnya yang diderita oleh pembohong. Pada waktu itu sesungguhnya si pembohong mengalami stress berat. Jadi keliru kalau pembohong dapat menyembunyikan perasaan emosi. Malahan dia akan mengalami hingga menderita stres berat. Keliru bahwa oleh Walt Disney digambarkan jika seorang berbohong, karena menahan emosi dan stres kemudian tidak tertahan, hidungnya menjadi panjang, semakin berat kebohongannya semakin berat stres yang harus ditahannya, semakin panjang hidungnya bertumbuh. (Ini diceritakan secara lucu dalam animasi Pinocchio; untuk mendidik anak-anak agar tidak berbohong).


Tadi malam ahli deteksi kebohongan di TV juga menunjukkan bukti kebohongan calon presiden yang meminta maaf setelah dia mengetahui tim kemenangan pemilihan pihaknya telah berbohong. Ahli orang Indonesia itu membeberkan bahwa dari ekspresi muka dan body language, serta ucapan kata-katanya seperti dipaksakan serupa menjalankan teknik Public Speaking.

Sebaiknya janganlah menyusahkan hidup kita dengan berbohong, sebab dapat meningkatkan emosi kemudian menjadi stres dan bila tertahan lama menjadi trauma, luka bathin. Hiduplah mengikuti petunjuk Allah, tidak perlu stres. Buku Manajemen Stres agar Tidak Stres berisi banyak petunjuk agar Tidak Stres. Dapat diperoleh di toko buku GRAMEDIA dan toko buku lainnya, atau dapat menghubungi:

Penerbit Campustaka
HP/Whats App : 0812 3631 0012
E-mail : campustaka@gmail.com
Facebook : Penerbit Campustaka
Twitter : @Campustaka_Jkt
IG : @campustaka_publisher

Rabu, 10 Oktober 2018

"Menangis" bagian Manajemen Stres


“Mama so ada di surga, saya nyanda boleh nangis, nanti mama juga nangis!”Kemarin anak umur 10 tahun, korban gempa tsunami di Palu,  diinterview disiarkan TV. Anak ini sudah mendapat asuhan tim relawan mengatasi trauma, Bravo untuk tim relawan.Trauma bisa berlanjut menjadi stres, stres dapat menjadi depresi, dan depresi berat bisa…. (Wah, jangan teruskan … timbul stres ntar!).Lebih baik baca ini dari Google: Medically Reviewed & Updated by Alexandra Richards, PhD, Clinical Psychologyon August 21, 2018.

Remember -you shouldn't stop yourself from crying. Cry as much as you need to, so that you can let out the feeling of needing to cry. Whether you need to randomlycry, or you are struggling with anxiety and another condition (such as loss, grief, PMS, pain, etc.), or you are so overwhelmed with anxiety the tears just flow out, you should still let yourself cry for as long as you need to.(Maknanya: Menangislah agarterbebas dariperasaan untukmelampiaskan kekuatiran.)

In order to "stop" crying, you have to take action before the urge to cry occurs. The only way to prevent the crying feeling from anxiety and stress is with anxiety prevention. You need to control theextent of your anxiety and how you react to it emotionally. Then you'll be able to reduce the way your mind responds emotionally.(Kesimpulan: agar tidak menangis “hambatlah”lebih tepat “atasilah” rasa kuatir dan stres!).

Bukan hanya ahli psikologi yang ikut dalam “Trauma Relieve Team” yang sering membantu orang/anak-anak dalam musibah alam. Dalam Ilmu Komunikasi juga dipelajari bagaimana melalui komunikasi efektif, panik, kekuatiran dapat diatasi. Ludwig Suparmo, spesialis strategi manajemen komunikasi mengalami langsung bagaimana “mudahnya” menghadapi peristiwa tidak mengenakkan dan mengkuatirkan. Juga bagaimana stres melanda karyawan dalam bekerja di era Industri 0.4; serba mudah dan cepat, banyak tindakan harus dikerjakan dengan teknologi digital –sehingga terjadi stres karena harus di “click”, dikerjakan secara cepat dan tepat.

Agar TIDAK STRES segera miliki buku ini:


Judul: Manajemen Stres agar Tidak Stres
ISBN: 978-602-50071-7-0
Pengarang: Ludwig Suparmo
Ukuran: 17 x 24 cm
Tebal: 116 halaman
Tahunterbit: 2018
Harga: Rp. 51.700

Pemesanan: 
Penerbit Campustaka
HP: 0812 3631 0012
E mail: campustaka@gmail.com

Senin, 10 September 2018

Manajemen Stres agar Tidak Stres

Buku Manajemen Stres Agar Tidak Stres ini adalah pemahaman ilmiah apa sebenarnya stres itu dan teknik panduan untuk mengurangi stres, namun bila pembaca ada yang sudah merasakan bahwa stres telah menjadi gangguan hidup dan dirasakan sebagai penyakit, dianjurkan melakukan konsultasi lebih lanjut pada ahli kedokteran yang tepat, psycholog atau psychiater. Acuan dalam buku ini untuk mengatur diet makanan atau melakukan olah-raga adalah petunjuk umum, bila stres telah dirasakan sangat memberatkan sebaiknya mengikuti advis profesional.

Kita akan menelaah juga bahwa stres dapat berlanjut menjadi stres yang kronis, chronic stress, pada waktu tersebut stress hormone akan dilepaskan sebagai stress response; maka kita perlu mempraktekan acuan untuk relaksasi bagi jiwa raga. Kita akan juga belajar secara mudah menghilangkan tekanan serta bagaimana melindungi mental dan tubuh menghadapi serangan stres, menjadikan tubuh dan perasaan nyaman.

Selamat membaca, ikuti acuannya dengan santai dan nikmati hasilnya.

Materi buku:

Bab 1 Riset Mengenai Stres—Identifikasi dan Mengetahui Dampak Stres.
2 (Dua) Jenis Stres
Mengenal Penyebab Terjadinya Stres
Tips Menghindari Stres
Reaksi Tubuh Menghadapi Stres
Tanda-tanda Timbulnya Stres
Dampak Negatif Stres
Bagaimana Mengelola Stres?
Dampak Stres
Menghadapi Stres Menurut Mayo Clinic
Cara Menurunkan/Mengurangi Stres
Jenis dan Teknik Relaksasi
Bernafas Dalam-dalam untuk Menghilangkan Stres
Relaksasi Otot Secara Progresif
Yoga & Tai-chi
Pijat Diri Sendiri
Neuro Linguistic Programming (NLP) Mengatasi Stres

Bab 2 Percaya Diri—Menenangkan Diri Menghadapi Masalah.
Percaya Diri
Verbal
Vocal
Visual
Image
Percaya Diri Merupakan Kekuatan
Mengendalikan Energi Positif

Bab 3 Reaksi Menghadapi Stres.
Cara Berpikir Kita Tentang Stres
Mengapa Penting Mengelola Stres?
Identifikasi Sumber Stres!
Saran Menghadapi Stres
Bagaimana Mengatasi Supaya tidak Galau?

Bab 4 Creative Problem Solving—Membuat Keputusan dan Mengelola Waktu.
Menentukan Masalah
Membuat Keputusan (Decision Making)
Mengelola Stres Secara Mudah
Cara Mengontrol Stres
Gejala Dini Timbulnya Stres di Tempat Kerja
Saran-Saran Mengatasi Stres di Tempat Kerja
Bekerja Dalam Giliran (Shift)
Manajemen Waktu dapat Mengurangi Stres
Lima Cara Lain Mengatasi Stres dalam Bekerja
Panduan Bagi Direksi/Pimpinan Perusahaan: Apakah Karyawan Anda Stres?
Pentingnya Melaksanakan Manajemen Stres agar Tidak Stres
Membentuk Budaya Perusahaan yang Kuat
Kebudayaan dan Budaya Perusahaan
Budaya Percaya pada Perusahaan
Mengetahui Budaya Perusahaan
Pengaturan Warna dan Letak Work Station
Mengatasi Stres bagi Pilot dan Awak Pesawat

Bab 5 Humor Mengatasi Stres.
Humor dan Manajemen Stres
Humor dalam Kajian Ilmiah
“Sense of Humor” Cara Efektif, Murah dan Aman dalam
Menghilangkan Stres
           
Bab 6 Sunyi Mengatasi Stres, Meditasi Mantra Rohani, Perasaan dan Emosi.
Ketentuan Utama Melakukan Meditasi
Manfaat Meditasi Mantra
Petunjuk Melakukan Meditasi dengan Mantra
Meditasi Cakra
Reiki Infinite Healer
Hypnotherapy

Bab 7 Herbal dan Alat Bantu Tidur Untuk Mengatasi Stres.
LELAP Natural Formula
Melantonin
Stress Ez (Stress Ease)
Virgin Coconut Oil (VCO)
Spectrum Eye Shade

Bab 8 Pelatihan Manajemen Stres agar Tidak Stres.
Syllabus Workshop Manajemen Stres

Minggu, 26 Agustus 2018

Media Simulation Training "AkzoNobel Car Refinishes Indonesia" 16-7-2018

AkzoNobel Car Refinishes Indonesia
Industri atau perusahaan apapun selalu dihadapkan pada risiko dan isu yang dapat sewaktu-waktu mengalami krisis. Isu dan krisis cepat diberitakan dalam Breaking News di TV apalagi tersedianya berbagai aplikasi Media Sosial. Berita cepat sekali beredar, dan sering tidak terkontrol. Imbas dari berita yang tidak seimbang dan cenderung mengabarkan yang sensasional dapat merusak image atau citra perusahaan/instansi. Apa lagi bila onar timbul akibat ulah pimpinan atau karyawan yang menonjol siap menghadapi kemungkinan terjadinya keadaan darurat seperti isu negatif dan musibah fisik yang terjadi di perusahaan maupun kemungkinan terjadi kecelakaan/musibah serta siap menghadapi journalists investigative merupakan keharusan mutlak. Simulasi fisik pemadaman dan penyelamatan dalam kebakaran ataupun terjadinya suatu kecelakaaan merupakan latihan K3L periodik. Demikian pula menghadapi suatu isu yang belum pasti kebenanarnya dan risiko yang harus dihadapi; diperlukan kesiapan menghadapi pertanyaan awak media yang dapat memberitakan isu atau peristiwa musibah secara tidak proporsional.


Pemaparan Materi Pelatihan
Risiko terjadinya keadaan darurat lainnya dapat terjadi kapanpun. Karena sebab itu, setiap business unit dalam perusahaan/instansi/pabrik/industri harus mempunyai SOP, dan setiap anggota unit manufaktur maupun instansi apapun serta manajemen pendukungnya secara periodik mutlak diikutkan dalam pelatihan, sehingga siap menangani dan membantu secara efektif dalam disaster recovery serta siap ikut serta dalam program damage control.   
            



Persiapan Simulasi Media Interview
Materi pelatihan tidak hanya merupakan teori bagaimana menghadapi dan menyelesaikan krisis, yang membuka wawasan agar siap menghadapi suatu isu negatif atau krisis di pabrik atau instansi/perusahaan apapun; pada pelatihan ini peserta diikutkan menyimak studi kasus yang mengalami krisis sebagai bahan acuan  the do and don’t; apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak harus dilakukan. Materi berkonsentrasi pada Manajemen Krisis Ilmu Komunikasi, menyiapkan peserta dapat berkomunikasi secara efektif pada semua pemangku kepentingan (stakeholders), terutama menyiapkan diri mengahadapi media/jurnalis yang karena sifat tugas mereka harus “banyak bertanya” dan mendapatkan berita yang terkini, maka dipersiapkan siapapun yang ditugaskan menghadapi media secara meyakinkan dan benar bertanggung-jawab; sehingga berita yang disiarkan merupakan bagian dari disaster relieve serta persiapan dalam damage control. Apa yang disiarkan langsung, life/real time, baik oleh TV, Radio maupun Cyber/IT Communication; menghasilkan opini publik yang positif.


Simulasi Media Interview 1


Simulasi Media Interview 2

Memberi Arahan dalam menghadapi Media


Mengamati trainer dalam memberikan materi

Tanya Jawab di Akhir Sesi Pelatihan